Jika Syiah Sesat, Mengapa Masih Di Izinkan Untuk Berhaji?

Pertanyaan ini mungkin menjadi tanda tanya besar sebagian orang. Terutama yang pernah membaca berita tentang syiah. Jika memang syiah kafir, mengapa masih diizinkan untuk berhaji? Mengapa masih diizinkan untuk masuk masjidil haram? dst. Dan mungkin karena alasan inilah, sebagian orang meragukan kekufuran syiah. Benarkah syiah itu kafir? Sebagian mengatakan kafir, sebagian belum tega menyatakan kafir. Namun, dengan munculnya perbedaan ini, setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan, sejatinya kaum muslimin telah sepakat bahwa syiah adalah sesat. Hanya saja mereka berbeda pendapat, apakah kesesatan syiah sudah sampai pada tingkat layak dikafirkan ataukah belum. Ini bagian penting yang perlu kita catat.


Kita kembali pada inti pertanyaan, jika syiah kafir, mengapa syiah masih diizinkan untuk berhaji dan mendatangi tanah suci?

Ada beberapa pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini.

Pertama, kaum muslimin sepakat bahwa syiah adalah sesat. Kami tidak perlu menyebutkan bukti akan hal ini, karena sudah terlalu banyak. Dan kesesatan syiah bertingkat-tingkat. Karena sekte syiah terpecah berkeping-keping menjadi sekian banyak sekte. Ada yang dianggap mendekati ahlus sunah, ada yang pertengahan, bahkan ada yang memiliki ajaran berbeda dengan berbagai prinsip ajaran islam.

Diantara sekte syiah yang dinyatakan paling dekat dengan ajaran islam dari pada sekte lainnya adalah syiah zaidiyah, yang banyak tersebar di Yaman. Sekte ini tidak mengkafirkan sahabat, dan banyak bersebarangan dengan sekte imamiyah di Iran. Karena itu ada sebagian orang yang menolak ketika zaidiyah disebut syiah. Zaidiyah sangat berbeda dengan syiah. (simak Al-Farq baina Al-Firaq, 1/15).

Disamping itu, tidak semua orang syiah paham tentang islam dan inti ajaran islam. Bahkan bisa jadi, sebagian besar hanyalah korban ideologi sesat. Sebagaimana layaknya PKI masa silam. Kita yakin, tidak semua para petani tebu paham apa itu komunis, tahunya hanya ikut kumpul-kumpul dan dipanasi untuk melawan pemerintah.

Kami menduga kuat, sebagian besar orang syiah hanya korban ideologi. Masyarakat syiah sampang, bisa jadi, mereka sama sekali tidak paham dan tidak tahu menahu apa itu syiah, apa itu aqidah imamiyah. Mereka hanya didoktrin: cinta ahlul bait.. cinta ahlul bait… dan selain kelompok mereka, divonis membenci ahlul bait.

Memahami latar belakang ini, Iran menjadi negara yang sangat eksklusif. Tidak semua chanel TV bisa diakses di Iran. Karena pemerintah sangat khawatir, masyarakatnya terpengaruh dengan dakwah islam yang disiarkan melalui TV satelit. Demikian informasi yang saya dengar dari salah seorang doktor dari Universitas Islam Madinah.

Karena itulah, perlu dirinci antara hukum untuk sekte dan hukum untuk penganut sekte. Para ulama membedakan antara hukum untuk sekte syiah dan hukum untuk penganut sekte syiah. Sekte syiah yang mengajarkan prinsip yang bertentangan dengan inti ajaran islam, seperti mengkafirkan Abu Bakar, Umar, dan beberapa sahabat lainnya. Atau menuduh A’isyah radhiyallahu ‘anha berzina. Sekte semacam ini dihukumi kafir. Karena dengan prinsip ini, menyebabkan orang menjadi murtad, keluar dari islam.

Demikian pula hukum untuk penganut syiah. Pendapat yang tepat dalam hal ini, tidak menyama-ratakan hukum mereka. Bisa jadi ada sebagian diantara mereka yang memahami bahwa ajaran syiah itulah islam. Lebih dari itu, mereka yang datang ke tanah suci, tidak diketahui dengan pasti aqidahnya. Mereka datang dengan passport resmi negara. Dan akan sangat tidak memungkinkan untuk ngecek satu-satu aqidah setiap orang yang datang ke tanah suci. Bisa dipastikan, semacam ini tidak mungkin dilakukan.

Sebagai gambaran yang lebih mendekati, dukun termasuk sosok orang kafir yang gentayangan di manapun. Karena mereka mempraktekkan sihir. Dan di indonesia, dukun yang merangkap kiyai sangat banyak. Bahkan sebagian mereka menjadi pembimbing haji, karena punya banyak pengikut. Secara aturan, mereka terlarang masuk masjidil haram. Tapi bagaimana mereka bisa difilter??

Kedua, mengapa pemerintah Saudi tidak membuat pengumuman besar, syiah dilarang berhaji. Sehingga menjadi peringatan bagi mereka untuk tidak masuk masjidil haram.

Barangkali pertanyaan inilah yang lebih mendekati. Mengapa pemerintah Saudi tidak melarang dengan tegas orang syiah untuk tidak berhaji? Padahal mereka sempat bikin onar di makam Baqi’, dengan mencoba membongkar kuburan A’isyah. Anak-anak syiah meneriakkan Labbaika ya Husain… (ganti dari labbaik Allahumma labbaik). Mereka mengambili tanah satu kuburan, yang disangka kuburan A’isyah. Mereka ingin membongkarnya, tapi diusir oleh Askar.

Nah itulah salah satu alasan yang dikemukakan oleh Ustadz Ammi Nur Baits dewan pembina konsultasi syariah.

Baca Juga: Beginilah Ciri-Ciri Wanita Syiah Yang Perlu Kita Ketahui