Syarat yang harus dimiliki Oleh Seorang Pemimpim Menurut Islam

Bismillahiramanirahim, maha besar Allah yang mengatur segala ketentuan di dunia, Bahkan dalam pemilihan seseorang untuk dijadikan pemimpin. Ada beberapa kriteria dalam menentukan seorang pemimpin menurut Islam. Kali ini kami akan membahas kriteria-kriteria tersebut.

Syarat yang harus dimiliki Oleh Seorang Pemimpim Menurut Islam

Beragama Islam

Seseorang yang ingin dijadikan pemimpin harus memiliki akidah islam sesuai dengan Firman Allah SWT:
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu)" (Ali Imran 3:28)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?" (An Nisa 4:144)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim" (Al Maidah 5:51)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman" (Al Maidah 5:57)

Pemimpin Hendaknya Seorang Laki-Laki

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar" (An Nisa 4:34)

"Tidak akan beruntung suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpinnya" (HR. Bukhari)

Pemimpin Yang Dipilih Sudah Beranjak Dewasa (Baligh)

Baligh di sini terutama mampu berpikir dengan baik, serta sudah bisa membedakan hal-hal yang benar dan salah.

"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik" (An Nisa 4:5)

Adil

Pengertian adil di sini adalah adil secara umum, tidak berat sebelah memihak salah satu golongan, terutama kelompok yg berkaitan dengan dirinya atau menguntungkan dirinya.

"Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan" (Shaad 38:26)

Amanah dan Berlaku Profesional Serta Mempunyai Ilmu/Pengetahuan di Bidangnya

Dengan berlaku amanah dan mempunyai pengetahuan di bidangnya, maka seorang pemimpin akan dipercaya dan bisa dengan mudah memecahkan persoalan-persoalan yang timbul.

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan" (Yusuf 12:55)

Kita juga sering mendengar hadits Rasululloh SAW sebagai berikut
"Apabila suatu urusan dipercayakan kepada seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah waktu kehancurannya" (HR. Bukhari)

Sehat Fisik Dan Mental

Karena seorang pemimpin seringkali dituntut bekerja keras tidak mengenal waktu serta banyak mendapat tantangan dan serangan dari lawan-lawan politiknya.

"Dari Abu Dzar berkata, saya bertanya kepada Rasululloh SAW, mengapa engkau tidak meminta saya memegang sebuah jabatan? Abu Dzar berkata lagi, lalu Rasululloh SAW menepuk punggung saya dengan tangannya seraya berkata; Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu seorang yang lemah. Padahal, jabatan itu sesungguhnya adalah amanat (yang berat untuk ditunaikan)" (HR. Muslim)

Rasululloh SAW juga menyatakan agar TIDAK MEMILIH SESEORANG MENJADI PEMIMPIN KARENA YBS (yang Bersangkutan) MENGINGINKANNYA.

Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari r.a, ia berkata, "Aku dan dua orang dari kaumku datang menghadap Nabi saw. Salah seorang mereka berkata, 'Ya Rasululloh SAW angkatlah kami sebagai pejabatmu.' Satu orang lagi juga mengatakan perkataan yang sama. Lalu Rasululloh SAW bersabda, 'Kami tidak akan memberikan jabatan pemerintahan ini kepada orang yang meminta dan berambisi untuk mendapatkannya'" (HR Bukhari [7149] dan Muslim [1733]).

Dalam riwayat lain

"Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Samurah r.a, ia berkata, "Rasululloh SAW bersabda kepadaku, 'Wahai Abdurrahman, janganlah engkau meminta jabatan pemerintahan, sebab apabila engkau diberi jabatan itu karena engkau memintanya maka jabatan tersebut sepenuhnya dibebankan kepadamu. Namun apabila jabatan tersebut diberikan bukan karena permintaanmu maka engkau akan dibantu dalam melaksanakannya'" (HR Bukhari [7147] dan Muslim [16522]).

Diriwayatkan dari Auf bin Malik dari Nabi saw. beliau bersabda, "Jika kalian mau, aku beri tahu kepada kalian tentang jabatan, apa hakikat jabatan itu? Awalnya adalah celaan, yang kedua adalah penyesalan dan yang ketika adalah adzab di hari kiamat, kecuali orang yang berlaku adil. Bagaimana mungkin ia dapat berlaku adil terhadap keluarga-keluarganya?" (HR al-Bazzar [1597]).

"Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan" (HR Bukhari no. 7148)

"Kami tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya" (HR. Bukhari no. 7149 dan Muslim no. 1733)

Nah itulah syarat atau kriteria yang harus dimiliki seorang pemimpin, dan yang harus kita perhatikan dalam memilih pemimpin, apakah yang kita pilih sudah sesuai dengan kriteria sesuai yang ditentukan agama kita (Islam)? Semoga artikel ini bermanfaat dan dijadikan sebagai renungan untuk kita semua. Amin

Wallahu 'alam

Baca Juga: Bisakah Kita Memilih Pemimpin Dari Golongan Orang Kafir?