Mereka Inilah Yang Berpendapat Mengucapkan 'Selamat Natal' Itu Boleh Dan Tidak Dilarang

Ucapan selamat Natal masih menjadi polemik dikalangan umat Muslim. Masih ada pro dan kontra mengenai persoalan ucapan tersebut, sebagian dari kalangan berpendapat bahwa ucapan hari raya kepada non-muslim tidak ada larangan dan dianggap boleh. Dan sebagian lagi, menganggap bahwa itu merupakan hal yang dilarang dan hukumnya haram.


Untuk itu, marilah kita tengok beberapa tokoh penting yang mengatakan bahwa ucapan selamat natal itu dibolehkan dan tidak ada larangan.

KETUM NU, PROF.DR. KH. SAID AQIL SIRADJ
Mengatakan, tak ada larangan bagi masyarakat yang ingin memberikan ucapan selamat hari Natal bagi umat Kristiani. Said pun turut mengucapkan selamat hari Natal kepada umat Kristiani.

"Saya, Said Aqil Siradj, mengucapkan selamat hari Natal kepada saudara kita umat Kristiani. Mudah-mudahan kita mendapatkan berkah Tuhan. Bangsa Indonesia semakin jaya dan sejahtera," kata Said Aqil.


KETUA MUI, DIN SYAMSUDDIN
Din Syamsuddin menyampaikan bahwa umat Islam boleh mengucapkan selamat natal. Alasannya, semua itu dilakukan sebatas saling menghormati.

"Menurut hemat saya kalau sekedar konteksnya kultural budaya pertetanggaan maka itu dapat dilakukan dengan tetap berkeyakinan tak pengaruhi aqidah," jelas Din di Gedung DPR, Senayan.

http://news.detik.com/berita/2785537/ketum-mui-din-syamsuddin-umat-islam-boleh-ucapkan-selamat-natal

SEPUH MUHAMAMDIYAH, PROF.DR. H. SYAFI'I MA'ARIF
Menurut tokoh yang kerap disapa Buya Syafii itu, tokoh ulama di Mesir bahkan sudah jauh hari mengizinkan ucapan "Selamat Natal" kepada umat Nasrani. "Tiap tahun saya mengucapkan 'Selamat Natal' kepada para kardinal dan umat kristiani lainnya," katanya.

http://nasional.tempo.co/read/news/2014/12/19/173629763/syafii-maarif-tiap-tahun-ucapkan-selamat-natal

MENTERI AGAMA: LUKMAN HAKIM
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengucapkan selamat hari raya Natal bagi umat Kristiani di seluruh Indonesia. Hal tersebut disampaikan Lukman melalui akun Twitter-nya, @lukmansaifuddin. "Buat umat kristiani yg bersukacita, Selamat Merayakan Natal... Damai di bumi, damai di hati... Semoga kita terus rukun dalam cinta kasih,"

http://nasional.kompas.com/read/2014/12/25/12264421/Menteri.Agama.Selamat.Merayakan.Natal

Nah, itulah pendapat mereka yang membolehkan ucapan selamat Natal.

Selanjutnya, fatwa dari ulama besar yang sudah mumpuni mengenai perihal tentang ucapan selamat Natal.

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah, mengatakan, memberi ucapan Selamat Natal atau mengucapkan selamat dalam hari raya mereka (dalam agama) yang lainnya pada orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca : ijma' kaum muslimin).

Hal ini juga dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya 'Ahkamu Ahlidz Dzimmah', mengatakan, "adapun memberi ucapan selamat pada syi'ar-syi'ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, 'Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu', atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.

Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid'ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta'ala." Demikian perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullah.

Ajaran Islam ini janganlah kita ambil dari sembarang orang, walaupun mungkin orang-orang yang diambil ilmunya tersebut dikatakan sebagai cendekiawan. Namun sayang seribu sayang, sumber orang-orang semacam ini kebanyakan merujuk pada perkataan orientalis barat yang ingin menghancurkan agama ini. Mereka berusaha mengutak-atik dalil atau perkataan para ulama yang sesuai dengan hawa nafsunya. Mereka bukan karena ingin mencari kebenaran dari Allah dan Rasul-Nya, namun sekedar mengikuti hawa nafsu. Jika sesuai dengan pikiran mereka yang sudah terkotori dengan paham orientalis, barulah mereka ambil. Namun jika tidak bersesuaian dengan hawa nafsu mereka,  mereka akan tolak mentah-mentah. Ya Allah, tunjukilah kami kepada kebenaran dari berbagai jalan yang diperselisihkan dengan izin-Mu.

Baca Juga: Bagaimanakah Hukum Menerima Hadiah Dari Orang Kafir Terutama Pada Hari Raya Mereka