
Foto Ilustrasi
Oleh si penjual emas, salah satu ujung pakaian Muslimah itu diikatkan ke pundaknya. Tak disadari, saat Muslimah itu bangun auratnya pun tersingkap. Malu. Wajahnya memerah. Berhasil memperalat Muslimah nan salehah itu, kaum Yahudi di sekitar itu pun tertawa. Terbahak seraya meremehkan.
Dalam waktu yang bersamaan, seorang Muslim melihat kejadian nan memalukan itu. Maka, dengan keberanian dan kecemburuannya yang besar terhadap nilai-nilai Islam, si penjual emas yang melakukan makar memalukan itu dibunuh.
Tak terima rekannya dibunuh, kaum Yahudi pun melakukan pembalasan. Maka, syahidlah sang pahlawan Muslim yang membela agama dan kehormatan Muslimah yang tersingkap auratnya itu.
Tak lama setelah itu, kejadian ini sampai di pendengaran Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Beliau dan kaum Muslimin pun murka. Maka, sebagaimana dikisahkan oleh Dr. Thal'at Muhammad 'Afifi Salim dalam Diary Kehidupan Shahabiyah, "Kelompok Yahudi ini pun diusir dari kota Madinah."
Seperti itulah makna kemuliaan kaum Muslimah. Kehormatan yang harus dijaga, pun jika taruhannya nyawa yang hanya satu ini. Sebab, nyawa yang pasti mati itu akan lebih bermakna jika dicabut dalam keadaan membela Islam dan kaum Muslimin.
Kepada Muslimah yang tersingkap perhiasan tubuhnya itulah seharusnya kaum Muslimah generasi akhir zaman ini belajar. Dan, kepada pahlawan Muslim yang telah pertaruhkan nyawanya demi membela kehormatan sang Muslimah inilah seharusnya kaum Muslimin akhir zaman ini mengambil ibrah. Di dalamnya, ada kebaikan yang sangat banyak nan melimpah. [kh]
Dalam waktu yang bersamaan, seorang Muslim melihat kejadian nan memalukan itu. Maka, dengan keberanian dan kecemburuannya yang besar terhadap nilai-nilai Islam, si penjual emas yang melakukan makar memalukan itu dibunuh.
Tak terima rekannya dibunuh, kaum Yahudi pun melakukan pembalasan. Maka, syahidlah sang pahlawan Muslim yang membela agama dan kehormatan Muslimah yang tersingkap auratnya itu.
Tak lama setelah itu, kejadian ini sampai di pendengaran Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Beliau dan kaum Muslimin pun murka. Maka, sebagaimana dikisahkan oleh Dr. Thal'at Muhammad 'Afifi Salim dalam Diary Kehidupan Shahabiyah, "Kelompok Yahudi ini pun diusir dari kota Madinah."
Seperti itulah makna kemuliaan kaum Muslimah. Kehormatan yang harus dijaga, pun jika taruhannya nyawa yang hanya satu ini. Sebab, nyawa yang pasti mati itu akan lebih bermakna jika dicabut dalam keadaan membela Islam dan kaum Muslimin.
Kepada Muslimah yang tersingkap perhiasan tubuhnya itulah seharusnya kaum Muslimah generasi akhir zaman ini belajar. Dan, kepada pahlawan Muslim yang telah pertaruhkan nyawanya demi membela kehormatan sang Muslimah inilah seharusnya kaum Muslimin akhir zaman ini mengambil ibrah. Di dalamnya, ada kebaikan yang sangat banyak nan melimpah. [kh]