NU Demak Larang Konser Reggae Dan Punk, Tapi Dangdut Masih Izinkan

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Demak, Jawa Tengah melarang konser musik reggae dan punk di Kota Wali. Kendati demikian, mereka masih mengizinkan konser musik dangdut karena merupakan budaya asli anak bangsa.


"Kalau band-band biasa atau musik dangdut masih diizinkan, karena ini kan musik asli Tanah Air. Berbeda dengan musik punk, reggae atau jenis musik underground itu," ujar Ketua PCNU Demak, Musyadad Syarif, saat berbincang dengan Okezone, Minggu (5/6/2016).

Ia tak menyangkal jika konser dangdut pun kerap berujung tawuran antarpenonton. Namun, kondisi tersebut lebih bisa dikendalikan karena hanya membutuhkan tindakan tegas petugas keamanan yang menjaga jalannya konser.

"Kalau musik dangdutan dengan batas waktu tertentu, ya monggo-lah, silakan. Selain ini budaya asli bangsa, penontonnya juga lebih mudah dikendalikan. Tidak sampai membuat anak-anak ikut berpakaian aneh-aneh yang menjadi ciri khas aliran musik reggae dan punk itu," bebernya.

Ketua GP Ansor Demak, Abdurrahman Kasdi menambahkan, belum lama ini terdapat konser musik punk dan membawa dampak cukup besar. Sejumlah anak muda dan santri pondok pesantren (ponpes) mendadak tak pulang ke rumah atau ponpes.

"Setelah ditelusuri ternyata mereka mengikuti orang-orang yang datang saat konser itu. Ini kan meresahkan orangtua serta kalangan ponpes, karena anak-anak yang semula mengaji malah menghilang. Ini mendesak untuk dilarang konser seperti itu (reggae dan punk)," jelas Kasdi. [oz]