Dia membacakan daftar nama itu dengan lantang pada Minggu (08/08/2016) setelah ada seorang tentara yang tewas dalam pertempuran dengan gerilyawan Komunis di Davao City.
Dilansir GMA News, Duterte mengatakan keterlibatan para pejabat itu dalam perdagangan obat-obatan terlarang "mungkin benar atau mungkin juga salah", menekankan azas praduga tak bersalah.
Sebanyak 57 politisi, tujuh hakim dan 93 tentara dan polisi masuk dalam daftar yang diumumkan Duterte, termasuk dua polisi berpangkat jenderal.
Sebelum mengungkapkan profil pejabat yang terlibat dalam bisnis haram, Duterte juga memerintahkan aparatnya untuk melakukan penembakan sampai mati kepada para bandar narkoba yang memang dianggapnya sebagai "perusak bangsa".
Berdasarkan laporan Reuters, sudah ada 770-800 orang yang dibunuh polisi terkait hal tersebut sejak Duterte disumpah menjadi Presiden pada 30 Juni 2016.
Duterte menyebut tindakannya tidak melanggar HAM karena menurut dia HAM seharusnya melindungi martabat bangsa dan tidak membiarkan para pelaku kejahatan menghancurkan Filipina.
Pekan lalu, seorang walikota yang diduga terlibat peredaran narkoba terpaksa menyerahkan diri setelah diancam oleh Duterte yang mengatakan, menyerahkan diri atau "ditembak mati", sebagaimana dikutip dari World Bulletin.
[Sumber: eramuslim.com]