Usai Baca Doa Yang Menyindir, Politisi Gerindra Ini Langsung Dapat 300 SMS dan 78 Panggilan Masuk, yang Isinya...

Anggota Komisi III DPR RI, Muhammad Syafi'i, mengaku mendapatkan sekitar 300 SMS dan 78 panggilan yang masuk di telepon selulernya pasca membaca doa penutup seusai pembahasan RAPBN 2017 di sidang tahunan MPR/DPR/DPD RI, Selasa (16/8).


"Saya udah dapat sekitar 300 SMS dan panggilan telepon. Ini panggilan yang ke-78 saya terima, semuanya merespons positif," ujar Syafi'i saat dihubungi jitunews.com, di Jakarta, Selasa (16/8) malam.

Syafi'i menuturkan, dirinya tidak menggunakan teks pada saat membawakan doa tersebut.

Meski sebelumnya pihak Kesekjenan DPR memintanya menggunakan teks, namun dia menolak dengan dalih dia tidak pernah membawa teks saat membawakan doa.

Pasalnya kata Syafi'i, isi doa itu tergantung apa yang ia lihat dan ia dengar di sekelilingnya.

"Enggak pakai teks, Muncul aja gitu. Saya tadi sebelum naik baca doa sempat ditanyain lagi. ‘Ada teks atau enggak', Saya bilang enggak ada. Yaudah lanjut aja," beber Syafi'i.

Syafi'i pun mengaku di dalam doa yang dinilai oleh publik terkesan memojokkan Presiden Joko Widodo tersebut, tidak ada instruksi sedikit pun dari partainya, yakni Gerindra, yang notabene merupakan partai oposisi pemerintah.

"Enggak ada (intruksi). Sama sekali enggak ada. Kita kan refleksi kemerdekaan. Ini suasana kebatinan yang sebenarnya sedang dirasakan masyarakat kan," ujar Syafi'i.

Syafi'i menambahkan, poin dalam doa yang ia bacakan tersebut menginginkan adanya perbaikan di negeri ini.

Dia mencontohkan saat ini banyak aparat negara seperti diciptakan untuk berhadapan dengan masyarakat padahal tugas mereka semestinya adalah sebagai pengayom dan pelindung masyarakat.

"Di sini kita ingin ada perbaikan, berubahlah gitu. Jangan seperti yang sekarang kita alami. Kayaknya aparat negara itu diciptakan berhadap-hadapan dengan rakyat. Padahal semestinya kan mereka jadi pengayom. Jadi pemerintah itu harus memberi manfaat. Jangan malah memanfaatkan rakyat. Gitu lho maksudnya," kata Syafi'i.

Dalam hal ini, Syafi'i pun mengaku siap menerima resiko apabila ada pihak-pihak yang mem-bully dirinya di media sosial media terkait isi doa yang ia bacakan, karena menurutnya setiap tindakan ada resiko yang sudah menanti.

"Ya kan setiap tindakan ada resikonya. Yaudah kita kan ingin memperbaiki. Ya kan, doa itu juga ditutup dengan kalimat ‘kalau bertobat, ya bagus. Tapi kalau nggak tobat kan, kita ini udah sengsara, Mas," tutup Syafi'i.

Wah, ternyata doa politisi Gerindra ini tanpa teks dan mengalir begitu saja.