Astuti adalah singkatan dari Astrea Tujuh Tiga. Motor tua itu sebenarnya motor butut Supercub 90. Namun, sebutan Astuti (Astrea Tujuh Tiga) sudah terlanjur melekat padanya. Di awal pembeliannya, motor itu berjumlah sampai 25 unit, namun sebagian hilang, disita aparat dan dicuri, sehingga kini hanya tersisa 8 unit saja.
"Astuti sudah dipakai sejak pertama kali saya menjadi petugas haji pada 2004 sampai sekarang," kata salah seorang driver PPIH Arab Saudi, Nurhaji F Mukri.
Jelang Operasi Armina saat Puncak Haji pada 11 September mendatang, Astuti pun dikeluarkan dari gudang. Badannya dilap bersih dari debu tebal dan komponen-komponennya dicek ulang.
Walau sudah berusia lanjut, motor ini sudah membantu banyak jemaah yang kebingungan arah di Mina atau membutuhkan pertolongan medis. Tim medis memang butuh motor karena akses kendaraan saat Armina sangat terbatas.
"Motor-motor ini sangat penting untuk membantu mencari orang hilang atau tersesat di Mina, kalau jalan kaki tidak terbayang lama dan capeknya," ucap personel perlindungan jamaah dari unsur TNI, Abu Dzarin.
Dua petugas Daker Muskijan dan Thohari tampak serius mengecek satu per satu bagian motor yang sudah uzur ini untuk memastikan tidak rewel saat dipakai. Mulai dari kampas rem, rantai, karburator, busi aki, dan oli, semua diperbaiki tanpa terkecuali. "Spare part-nya didatangkan khusus dari Jeddah, kalau di sini susah nyarinya," cetusnya.
Motor-motor tua ini nanti akan diangkut menggunakan ambulans ke Mina. Pemerintah Arab Saudi melarang kendaraan apapun yang tidak dilengkapi tanda khusus masuk wilayah Arafah, Muzdalifah dan Mina selama masa puncak haji. Namun karena menjadi kebutuhan mendesak bagi jamaah haji, Astuti pun 'diselundupkan'.
Para mukimin yang sudah kenal wilayah serta memiliki koneksi ke aparat setempat akan diberi mandat untuk membawa Astuti ke Mina. Setelah berhasil masuk, Astuti akan ditaruh di dalam tenda-tenda dan baru dikeluarkan saat dibutuhkan.
"Bensin nanti kita juga bawa, kita biasanya kirim 20 jeriken yang 20 literan itu, semoga semuanya lancar," harapnya.
Dari cerita Thohari, tidak hanya Indonesia saja yang melakukan hal ini untuk melindungi jamaah hajinya. India dan Pakistan juga melakukan praktik serupa. "Kalau motor sepertinya hanya Indonesia. Kalau tidak salah India dan Pakistan malah pakai bajaj," pungkasnya.
Dalam operasi Armina, unsur perlindungan jamaah dari TNI-Polri akan berkolaborasi dengan tim gerak cepat Kementerian Kesehatan dan petugas lainnya.
Mina merupakan salah satu titik krusial dalam prosesi puncak ibadah haji lantaran jutaan manusia berkumpul dalam waktu bersamaan untuk melempar jumrah pada 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Tahun lalu 124 jamaah haji Indonesia dan lima mukimin meninggal dunia dalam tragedi Mina. Jumlah ini belum termasuk jamaah lain yang bertumbangan di luar insiden di jalur 204 Mina.
[detik.com]