"Ini tulus bertanya: kenapa ya dalam surat Yasin (38) dlm Quran dibilang 'matahari berjalan di tempat peredarannya'? Bukankah, matahari itu diam?" tulis Ade dalam status Facebooknya yang diunggah Minggu 3 April 2016 sekira pukul 23.16.
Tak pelak, dosen Universitas Indonesia yang dikenal kontroversial itu pun langsung menjadi bahan risak netizen. Pertanyaan Ade Armando itu pun langsung dikaitkan dengan pelecehan atas kepercayaan umat muslim.
"Astaghfirullah... Kenapa ini Dosen Universitas kenamaan Al Quran kok dipertanyakan... #GagalPaham," tulis akun Namaku Thyna dalam laman komentar status Ade Armando.
"Mulai dari yg terkecil, atom, DNA, manusia (thawaf), bumi, tata surya, matahari, galaksi, smpai malaikat pembawa arsy smua berputar, smua berthawaf mangagunggkan Allah, inna fii dzalika laayatun li ulil albab," timpal akun lain bernama Fahmi Azis.
Alhasil, status Ade Armando tersebut dipenuhi ratusan komentar. Bahkan sejumlah akun pun membagikannya hingga sebanyak 81 kali dan kemudian dihujat lagi.
Meski begitu, hujatan dan risak netizen sepertinya tak mempengaruhi Ade Armando. Dosen Universitas Indonesia ini pun kembali mengunggah status terbarunya pada Selasa 5 April 2016.
"Ya Allah, kasihanilah para komentator di wallku yg dg sombong menganggap matahari mengelilingi bumi," tulis Ade.
Status respons atas unggahan Ade Armano sebelumnya itu pun masih menuai komentar tajam.
"Maaf pak ade jika memang ad sesuatu hal yg tidak jelas yg berbau sara mohon tidak dipertanyakan di status lebih baik langsung ditanyakan atau bertukar pikiran ke orang" dekat bapak seperti dosen" yang lain... Lebih wise untuk membuat status atau nulis d wall ... Terima kasih," tulis akun bernama Bayu Armando. [vv]
Ada jawaban terbaik dari akun fb TB Nazmuddin, dan Ade Armando pun memberikan apresiasinya atas jawaban ini, sebagaimana dikutip dari tarbiyah.net.
"Baik, Pak, saya akan coba jawab juga --dengan tulus.
Baru saja kemarin sore saya ke Gramedia beli buku ensiklopedia junior "Alam Semesta" untuk anak saya yang berumur 5 dan 4 tahun. Dan tadi malam saya membacakannya untuk mereka berdua sebelum tidur.
Well, saya bukan orang berlatar belakang eksakta. Tapi, dari buku untuk anak-anak tersebut saya menjadi faham bahwa matahari juga berotasi pada sumbunya, 24 hari di bagian khatulistiwanya dan 31 hari di bagian kutubnya. Ini dapat difahami karena materi matahari bukan hanya terdiri dari zat padat melainkan gas-gas panas dan sebagainya. Bahkan rotasi di permukaan dengan di bagian dalamnya (inferior) matahari pun berbeda-beda.
Kemudian, matahari dan anggota tata suryanya --sebagai bagian dari Galaksi Bima Sakti-- juga beredar (berevolusi) mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti. Dimana perkiraan perhitungan para astronom diperlukan waktu 230an juta tahun bagi matahari dan anggota tata suryanya berevolusi mengelilingi pusat galaksi.
Ini baru pergerakan di dalam satu galaksi. Belum lagi pergerakan antar galaksi, interstellar dan seterusnya.
Jadi, Pak, matahari itu tidak pernah "diam" atau "diam di tempatnya". Dari dulu sejak zaman Galileo, Copernicus dan seterusnya, para ilmuwan tidak mengatakan matahari itu "diam". Bahkan ketika sebelumnya mereka keliru berhipotesis bahwa Bumi adalah pusat tata surya dan semesta.
Sekali lagi, saya bukan ahli astronomi dan bukan pula ahli kitab suci. Tapi, saya "membaca". Dan dari situ saya memahami, sebenarnya tidak ada kontradiksi antara teori-teori science tentang rotasi dan evolusi matahari dengan Surat Yaasin ayat 38."