Aher Dan Ratusan PNS Pemprov Jabar Jalani Tes Urine Mendadak, Ternyata Hasilnya...

Sekitar 200 orang pegawai negeri sipil (PNS) eselon I hingga IV di lingkungan Pemprov Jawa Barat menjalani tes urine secara mendadak oleh petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Senin (9/5).


Selain PNS, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher ikut melakukan tes urine dan mendapat giliran pertama. Kemudian tes selanjutnya dilakukan pada Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan Sekda Provinsi Jabar, Iwa Karniwa kemudian diikuti pejabat eselon lainnya.

Tes dilakukan usai para PNS melaksanakan apel pagi di Halaman Gedung Sate Bandung. Secara mendadak, semua PNS kemudian diminta untuk ke Aula Gedung Sate dan dicek urinenya.

Menurut Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, tujuan dilaksanakannya tes urine untuk PNS tersebut untuk memastikan bahwa "bawahannya" terbebas dari narkotika. Pemprov Jabar ingin semua pegawai benar-benar bersih dari narkotika.

"Kami ingin memastikan bahwa dalam tubuh PNS tidak ada kandungan atau zat-zat berbahaya," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher.

Lalu bagaimana hasilnya?

"Tadi ada 208 orang yang tes urine. Semuanya negatif. Jadi enggak ada yang positif menggunakan narkoba," ucap Kepala BNNP Jabar Iskandar Ibrahim di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (9/5/2016).

Petugas BNN Jabar menggunakan rapid test atau alat pendeteksi narkoba. Benda berukuran kecil tersebut secara cepat melacak enam parameter jenis narkoba yang di antaranya ganja dan sabu.


"Butuh waktu delapan detik untuk mengetahui urine tiap satu orang itu memakai narkoba atau tidak. Pemeriksaannya transparan. Tadi kan bisa dilihat langsung hasilnya, semua negatif," kata Iskandar.

Alat pendeteksi narkoba itu dicelupkan ke dalam wadah atau tabung berisi air urine para ASN terdiri eselon dua, tiga dan empat, termasuk Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Wagub Jabar Deddy Mizwar. Tiap wadah disimpan di meja petugas BNN sehingga pengecekan urine bisa kelihatan langsung hasilnya.

Semua alat tersebut tertera dua garis merah atau negatif mengonsumsi enam jenis narkoba. "Kegiatan seperti ini bertujuan menangkal para PNS agar tidak terlibat penyalahgunaan narkoba," ujar Iskandar. [Republika/Detik]