Padahal Alquran adalah sumber utama tuntutan hidup umas Islam. Banyaknya umat Islam yang belum bisa membaca Alquran itu terungkap dalam diskusi Wakaf Alquran yang diselenggarakan Asia Pupl & Paper (APP) di Jakarta Senin (6/6).
General Manajer Corporate Affairs APP Sinar Mas Yuki Wardhana mengatakan, kebutuhan mushaf Alquran di Indonesia mencapai 2 juta eksemplar per tahun. ’’Sementara itu data BPS (Badan Pusat Statistik, red) 2015 menyebutkan 54 persen dari populasi umat Islam di Indonesia buta membaca Alquran,’’ tuturnya.
Dia menuturkan banyak sekali penyebab masih banyaknya umat muslim di Indonesia yang masih buta baca Alquran. Diantaranya adalah kebutuhan mushaf Alquran yang masih besar.
Tidak perlu jauh-jauh, di Masjid Istiqlal saja sampai sekarang masih kekurangan mushaf Alquran. Menurut Yuki, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan swasta bisa dibangun untuk mengentaskan buta baca Alquran.
Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Machasin tidak menampik bahwa jumlah umat muslim yang belum bisa membaca Alquran masih banyak. Namun dia menegaskan Kemenag secara resmi tidak pernah memiliki angka penyandang buta baca Alquran.
"Data dari BPS itu juga perlu dilihat lagi, apakah ikut menyertakan anak-anak usia dini," jelasnya.
Menurutnya anak-anak usia dini jelas belum bisa membaca Alquran. Kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit.
Menurut hitungannya, dari 54 persen orang Islam di Indonesia belum bisa membaca Alquran itu sepertiganya adalah usia anak-anak.
Meskipun begitu Machasin tidak memungkiri bahwa banyak juga umat muslim usia dewasa yang belum bisa membaca Alquran. [pjs]