Keajaiban di Perang Badar, Ranting Kayu Berubah Jadi Pedang Panjang

Berbagai keajaiban terjadi di perang Badar. Ukasyah bin Muhshin bin Hartsan al Asadi, sekutu Bani Abdu Syam bin Abdu Manaf, bertempur pada perang Badar hingga pedang yang digenggamnya patah. Rasulullah SAW menghampirinya dan mengganti pedangnya yang patah dengan sepotong ranting kayu. Namun, setelah Rasulullah menggerakkan ranting kayu itu tiba-tiba benda itu berubah menjadi sebilang pedang panjang, kuat, dan putih berkilau.


Ukasyah pun bertempur dengan mukjizat pedang pemberian Rasulullah, hingga kaum muslim memperoleh kemenangan. Dikutip dari buku The Great Story of Muhammad, pedang tersebut diberi nama al Aun yang terus mendampingi Ukasyah dalam setiap peperangan bersama Rasulullah hingga dia gugur di medan pertempuran memerangi kaum murtad.

Peristiwa mukjizat lainnya adalah para malaikat ikut trejun ke medan pertempuran. Bala tentara malaikat turun dari langit dengan mengenakan tanda di kepala. Panglima para malaikat kala itu ialah Jibril, sedangkan panglima tentara perang muslim Nabi Muhammad.

Abbas menuturkan, "Pada hari berkecamuknya perang Badar, aku mendengar malaikat yang mengenakan serban berwarna putih berseru 'Majulah Haizum!' (Ibnu al Atsir menerangkan dalam an Nihayah bahwa Haizum adalah nama kuda malaikat Jibril).

Seorang tentara kafir mengatakan, "Demi Tuhan, yang memukul kami bukanlah manusia. Kami merasa ada yang memukul, tetapi kami tidak tahu dari mana datangnya. Yang kami tahu, tibda-tiba ada kepala terpenggal dan terpisah dari badannya".

Allah SWT berfirman, "Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka". (QS al Anfal [8]: 12).

Keikutsertaan para malaikat dengan memakai serban putih itu merupakan dukungan Allah terhadap kaum muslim. Rasulullah bersama para pasukannya yang terdiri dari para sahabat dan malaikat telah menewaskan 70 tentara kafir.

Jasad-jasad musuh yang tewas dimasukkan ke dalam sumur mati dan tidak berair. Riwayat Abu Thalhah mengatakan, begitu perang Badar selesai Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk melemparkan 24 jasad pemuka kaum kafir ke dalam sumur tua yang kotor di Badar. Setiap kali Rasulullah menang perang atas suatu kaum, beliau akan tinggal selama tiga malam di tempat itu.