Penderitaannya tidak hanya itu. Unsim bahkan ditinggal oleh kedua orangtuanya mencari nafkah. Sehari-hari, dia ditemani oleh Sartim, 65 tahun. Mereka tinggal di gubuk yang sebenarnya tidak layak huni.
Kisah penderitaan Unsim sampai kepada perwira pertama di lingkungan Kepolisian Resor (Polres) Lombok Tengah, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Pratiwi Novianti. Hati Polwan berhijab tersebut tersentuh, lalu memutuskan menyambangi Unsim.
Pratiwi tak sanggup menahan tangis tatkala melihat kondisi Unsim. Dia pun sempat berbincang dengan wanita lumpuh itu.
"Sesak rasanya hati ini ketika ditanya apa yang paling diinginkan di dunia ini," ujar Pratiwi, dikutip dari akun Facebook Divisi Humas Polri, Senin, 19 September 2016.
"Dengan suara yang agak lirih, dia hanya menjawab sebuah kasur. Alas tidur empuk yang selama 25 tahun tidak pernah dia rasakan. Hati siapa yang tidak akan terketuk jika mendengarnya langsung," tambah Pratiwi.
Tanpa pikir panjang, polwan berhijab yang memimpin Satuan Lalu Lintas Polres Loteng segera mewujudkan mimpi Unsim. Dia segera membawa kasur yang telah lama diinginkan difabel itu.
Mendapat hadiah itu, Unsim begitu bahagia, namun hanya dapat menitikkan air mata. Kini, dia tidak lagi harus merasakan pegal akibat tergeletak di atas dipan bambu tanpa alas dan bantal.
[Sumber: dream.co.id]