Dapatkan diskon Rp 300,000 untuk tiket libur Natal & Tahun baru-muBukan itu saja, sejumlah media arus utama negara Barat (CNN, BBC, Reuters dan seterusnya) atau negara koalisi seperti Arab Saudi (Al Arabiya) dan Qatar (Aljazeera), juga rajin memberitakan hal serupa.
Pekan lalu Komisi HAM PBB mengatakan telah menerima menerima laporan tentang tentara Suriah yang membunuh sedikit 83 warga sipil, termasuk 11 wanita dan 13 anak-anak di Aleppo dalam waktu 24 jam.
Mengetahui kabar tersebut, Prancis segera mendesak diadakan rapat darurat di Dewan Keamanan PBB terkait kondisi di Aleppo. Di saat yang sama Turki dan Arab Saudi menyerukan diadakan rapat luar biasa di Majelis Umum PBB untuk membahas kondisi di Aleppo. Sementara Qatar mendesak Liga Arab untuk mendiskusikan situasi di Aleppo.
Sejumlah warga bahkan melaporkan pesan terakhir mereka ke media sosial di tengah gempuran pasukan Suriah dan Rusia di Aleppo.
Dalam waktu singkat dunia seolah terkesima dengan kekejaman yang terjadi. Aleppo menjadi menjadi perbincangan sekaligus sorotan dunia.
Namun tidak banyak orang menyadari, segala pemberitaan tentang kekejaman tentara Suriah dan Rusia di Aleppo itu tidak benar. Media Barat menyebarkan berita bohong secara terorganisir.
"Semua berita dari negara Barat tentang video rekaman serangan udara Rusia, pasukan pembunuh, dibuat oleh kaum militan yang sudah biasa membuat film," kata juri bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, seperti dilansir Sputnik News, pekan lalu. Foto dan video itu kebanyakan adalah rekayasa.
"Media Barat menyebarkan kebohongan tentang situasi di Aleppo secara terorganisir. Internet dibanjiri video memperlihatkan 'pesan terakhir warga'. Semua itu dibuat dengan kamera ponsel seperti laporan Aljazeera. Tapi mengapa mereka berbuat itu?" tulis Alexander Khrolenko, jurnalis dan pengamat politik Rusia yang menulis untuk RIA Novosti.
Menurut dia, semua rekayasa media Barat ini punya tujuan tertentu. Segala bentuk propaganda lewat media ini jelas akan berguna bagi Amerika Serikat dan koalisinya yang sudah menyiapkan langkah untuk ikut campur lebih jauh di Suriah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pekan lalu mengatakan, "Organisasi kemanusiaan independen tidak bisa memastikan kebenaran kabar yang mengatakan segala kekejaman tentara Suriah di Aleppo Timur."
Alasan utamanya media Barat menyebarkan kebohongan di Suriah adalah karena pihak Barat tengah mengalami kekalahan dari pasukan pemerintah Basyar al-Assad. Amerika Serikat dan koalisinya tidak mampu menjatuhkan Assad lewat jalan militer sehingga mereka menggunakan taktik propaganda media supaya dunia mengutuk kekejaman tentara Suriah dan Rusia di Aleppo kemudian dari situ mereka akan mendapat kesempatan menerapkan langkah selanjutnya buat memuluskan pergantian rezim yang sesuai dengan kepentingan mereka. [mdk]