Kisah Seorang Muadzin Yang Murtad Dan Mati Dalam Keadaan Kafir

Ini merupakan kisah seorang muadzin murtad yang diceritakan oleh Imam Ibnu qoyyim Al jauziah dalam kitabnya Ad daa' wal dawa'.

Ilustrasi

Dikisahkan bahwa di Mesir pernah ada seorang pria yang selalu rajin ke masjid untuk mengumandangkan adzan dan iqomat sekaligus melaksanakan shalat. Dalam dirinya terdapat sinar ketaatan dan cahaya ibadah.

Suatu ketika ia naik ke menara masjid untuk mengumandangkan adzan seperti biasanya. Di bawah menara tersebut terdapat rumah seorang Nasrani.

Entah mengapa ketika pria ini menengok ke dalam rumah tadi, tanpa sengaja ia melihat anak gadis sang pemilik rumah. Dia pun tersihir dengan kecantikannya. Tak jadi mengumandangkan adzan, pria yang dikenal shaleh di mata masyarakat ini malah turun menemuinya gadis berwajah cantik tersebut.

Setelah masuk rumahnya, bertanyalah gadis nashrani, "Ada perlu apa? Apa yang kamu inginkan?

"Aku menginginkanmu."

"Mengapa?"

"Karena kamu telah menawan akal pikiranku dan mengambil seluruh isi hatiku."

"Aku tidak akan tertipu dengan rayuanmu."

"Aku Ingin menikah denganmu."

"Engkau muslim, sedangkan aku Nasrani, Kita berbeda keyakinan! ayahku tak mungkin menikahkanku denganmu," balas gadis tadi.

"Kalau begitu aku akan memeluk agama nashrani."

"Jika kamu mau berpindah keyakinan, maka aku siap hidup berdua denganmu " rayu wanita itu.

Tanpa berpikir panjang, muadzin tersebut langsung berpindah keyakinan demi menikahi gadis nasrani dan tingggal di rumahnya.

Masih pada hari yang sama, siang harinya pria tadi naik ke atap rumah untuk satu keperluan. Tiba tiba dia terjatuh dari atap rumah dan akhirnya meninggal. Ironisnya, dia belum sempat menggauli gadis tersebut padahal sudah mengorbankan aqidahnya. Naudzubillah!

Adapun pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini, bahwa amalan seseorang tergantung dari akhirnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya seorang hamba beramal dengan amalan yang dalam pandangan manusia sebagai sebuah amalan penduduk surga tetapi ia kemudian menjadi penduduk neraka, sebaliknya ada seseorang yang beramal dengan manusia memandangnya sebuah amalan penduduk neraka, kemudian ia menjadi penduduk surga, karena sesungguhnya amalan itu tergantung kepada penutupnya." (HR Bukhari)