Ini Hadiah Yang Disiapkan Ustadz Yusuf Mansur Untuk Jakarta

Ustaz Yusuf Mansur mangaku sudah menyiapkan hadiah buat Jakarta. Lho kok bisa? Hadiah yang dimaksud pendiri Pondok Pesantren Darul Qur'an berupa program-program, ide atau gagasan agar Jakarta lebih baik.

"Ide (hadiah) ini mau dipakai Jakarta atau pun pemerintah RI mangga silakan saja. Perkara ide ini tak dipakai saya sudah menjalankannya, " ujarnya.


Ihwal ide atau hadiah dimaksud, Yusuf Mansur mengaku bukan sekadar di awang-awang saja alias omong kosong. Menurutnya ide dimaksud sudah berjalan baik dan sudah terbukti, minimal dijalankan oleh yayasan maupun sejumlah perusahaan yang sudah dilakoninya selama ini. "Bismillah, bila saja gagasan ini dijalankan di pemerintahan, insya Allah akan lebih baik," ujarnya.

Dia pun mencontohkan penanganan kemacetan di Jakarta. Menurut dia, salah satu penyebab kemacetan di  Ibu Kota salah satunya lantaran banyaknya pelajar yang jumlahnya cukup banyak bergerak dalam waktu yang bersamaan. Para pelajar dari berbagai daerah di Jakarta sama-sama bergarak bersamaan di pagi hari. Mereka (pelajar) bisa bergerak menggunakan angkutan umum hingga dua kali atau lebih untuk menuju sekolahnya. Begitu pula dengan sejumlah lainnya yang menggunakan kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua bersamaan menuju sekolah yang sama.

"Terlebih dalam perjalanan mereka ke sekolah bisa cukup lama," ujarnya seraya mengatakan, banyak juga para pelajar yang pada akhirnya harus masuk sekolah di hari Sabtu atau pun Ahad untuk memenuhi berbagai kegiatan sekolah.

Lalu pertanyaannya bagaimana mengatasi masalah ini? Dikatakan ustaz Yusuf Mansur, dirinya punya pesantren namanya Pesantren Daarul Qur'an yang jumlah santrinya mencapai 1.500 -an orang. Dia pun mengaku tak ada kemacetan berarti di sekitar sekolahnya lantaran para pelajar atau santrinya menempati fasilitas asrama yang sudah dibangun sebelumnya. "Lalu adakah macet? saya pastikan zero macet," tegasnya.

Pola asrama atau dikenal boarding school ini, katanya, bisa diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di Jakarta, mulai dari tingkaran SD, hingga SMA. "Contohnya kan sudah dialami para pelajar itu ketika mereka menggelar kegiatan pesantren kilat di sekolah masing-masing, ada yang sepekan bahkan ada yang dua pekan," jelasnya.

Pola sekolah asrama juga dinilainya banyak memberikan manfaat. Bayangkan ketika para pelajar harus pulang pergi rumah sekolah dengan menggunakan kendaraan baik umum maupun pribadi. Tak sedikit biaya bulanan yang menjadi beban orang tua pada akhirnya kian membengkak.

Menurutnya model sekolah seperti ini juga bisa menghindarkan dari aksi tawuran antarpelajar. "Mana ada santri tawuran? gak ada kan? Nah strategi ini bisa diterapkan baik oleh Pemprov Jakarta maupun pemerintah pusat," ujarnya. Yang jelas, dengan pola asrama, para pelajar bisa lebih banyak mendalami berbagai ilmu termasuk pembentukan karater dan ahlaq. " Ini baagian dari revolusi mental," tambahnya.

Guna peningkatan keamanan, dilibatkan pula Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di sejumlah lingkungan sekolah. Tak hanya itu, mereka (Satpol PP) juga bisa turut serta mendalami ilmu di sekolah dimaksud, semisal keahlian bahasa asing dan sebagainya. [rpk]