Hadis dengan konten senada juga tertulis dalam berbagai kitab hadis terkemuka, yang berasal dari berbagai riwayat. Ada yang meriwayatkan bahwa yang berbicara adalah batu, seperti tertulis dalam hadits riwayat Bukhari berikut: Abu Umar RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, "Bangsa Yahudi nanti akan berperang melawan kalian dan kalian akan mengalahkan mereka, sampai batu pun akan berkata, 'Wahai Muslim, di belakangku ada orang Yahudi. Bunuhlah dia'."
Lantas, pohon apakah Gharqad itu? Umumnya, orang merujuk pada dua tanaman berduri yang hidup di padang pasir. Ada yang menyebut Gharqad adalah tanaman yang dalam bahasa Arab disebut Ausaj. Para ilmuwan menyebut spesies ini sebagai Lycium Shawii.
Pohon ini kerap pula disebut dengan istilah Boxt horn. Menurut laman milik The Hebrew University of Jerusalem, istilah lainnya adalah Lycium Arabicum Boiss atau Arabian Boxthorn. Tanaman ini masuk kategori semak belukar, yang tingginya satu hingga empat meter.
Sumber lain menyebut Gharqad adalah Nitraria Retusa. Bentuk kedua pohon ini mirip, begitu pun dengan tingginya. Namun, Lycium Shawii dan Nitraria Retusa sebenarnya sangat berbeda dari sisi klasifikasi tumbuhan, sejak ordo, family, hingga genus.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, beberapa kali menanam pohon, yang kemudian ramai diberitakan sebagai pohon Gharqad. Antara lain penanaman pohon pada Februari 1999 lalu. Juga penanaman pohon di beberapa tempat lainnya di beberapa permukiman di wilayah pendudukan Israel, yang disponsori oleh Jewish National Fund (JNF).
Langkah Netanyahu menanam pohon yang diduga Gharqad itu menuai banyak perbincangan hingga hari ini. Di Yahoo! Answer, misalnya, seseorang bertanya seperti ini, "Mengapa Israel menanam Boxthorn (Gharqad) lebih daripada pohon-pohon lainnya? Apakah ada alasan spesifik?"
Lantas, sudah berapa banyak pohon Gharqad yang ditanam di Israel? Sampai saat ini, tak ada data pasti. Bahkan, data-data tentang pohon ini terkesan menghilang dari situs-situs di Israel, termasuk situs milik JNF.
Situs organisasi ini mengklaim hanya menanam Zaitun, Pinus, dan Akasia. Hingga 2007, organisasi yang menggalang dana untuk menanam pohon, dengan harga 18 dolar AS per pohon, ini, mengklaim telah menanam lebih dari 240 juta pohon. Jumlah pohon yang ditanam JNF, hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia.
[Sumber: internasional.republika.co.id]