Relawan Medis Asal Indonesia Ini Menceritakan Kisah Perjalanannya Selama Di Suriah

Yang kita kerjakan di Suriah ialah membuat posko kesehatan dan menjalankan sekolah yang sudah lama tidak beraktivitas. Pertama kali kami mendapati kondisi masyarakat ditempat yang kita datangi kelaparan, selama satu bulan lebih pabrik roti tidak berjalan, mengingat makanan utama disana adalah roti. Saat itu kita memutuskan untuk mengaktifkan pabrik roti yang terbengkalai. Jadi seluruh operasional dan bahan-bahan kita suplai dari Indonesia. Alhamdulillah atas izin Allah sampai saat ini atau sudah satu tahun ini pabrik roti itu berjalan. Alhamdulillah bisa memasok makanan untuk ribuan mujahidin dan warga sipil secara gratis. Jadi Insya Allah harta kaum muslimin yang dititipkan ke kita, ada pahala jihad didalamnya.


Sebagai tim kesehatan, ketika pecah sebuah pertempuran, kita langsung maju digaris depan, karena memang tuntutanya seperti itu. Bahkan pernah terjadi ketika ada pertempuran, hanya ada satu dokter yakni dari dari Indonesia. Dokter Indonesia ini sangat luar biasa, ketika ada pecah pertempuran, dokter Indonesia ini langsung menuju kedepan tanpa ada rasa takut sama sekali, bahkan ambulan kita kena roket dan hancur.

Pernah suatu ketika dokter Indonesia ini bersama 9 ikhwah dirudal oleh pesawat milik rezim Asad ketika dalam bangunan 3 lantai, bangunan 3 lantai langsung roboh dan 9 Ikhwah langsung syahid, Alhamdulillah dokter Indonesia ini selamat hanya lecet sedikit.

Ketika tidak ada pertempuran, kita kembali ke pengungsi untuk menyantuni anak-anak, kita juga mengurusi sebuah Ma'had Tahfidz Al-Qur'an. Jadi kalau di Suriah itu, anak-anak kecil yang menghafal Al-Qur'an itu pertahuranya nyawa. Seperti yang terjadi di Dar'ah 2 hari sebelum Ramadhan, saya melihat sendiri tiba-tiba rudal scood jelajah itu menghantam masjid dan 23 anak langsung syahid. Dan saya melihat dengan mata kepala sendiri, tetangga saya yang menghafal Al-Qur'an ini dijatuhi bom yang isinya TNT, waktu itu masjid hancur, alhamdulillah tetangga saya dan anaknya selamat semua.

Selain ikatan Aqidah, bumi Syam ini banyak sekali pelajaran-pelajaran yang didapat. Bumi Syam ini sangat istimewa, kalau saya melihat hikmah robbaninya menyikap yang selama ini banyak kabur. Contohnya, banyak orang yang tertipu dengan syiah. Dengan adanya kancah bumi Syam ini, Syiah benar-benar kelihatan aslinya. Mungkin dahulu pernah diantara kita ngefans dengan Hizbullah waktu perang Libanon seakan sebagai pahlawan, ternyata sejak adanya perang Suriah Hizbullah memperlihatkan secara jelas permusuhanya terhadap Ahlu Sunnah.

Hikmah robbani lainya yang saya lihat adalah terjadinya polarisasi kekuatan, yang akhirnya bisa menentukan langkah kaki kita. Contohnya dahulu kita tidak bisa membedakan antara Takfiri dan Jihadi, seakan-akan Takfiri dan Jihadi sama. Setelah adanya ISIS, terjadi polarisasi pihak ekstrim dan takfiri bergabung dengan ISIS semua. Sementara yang manhajnya lurus berkumpul dengan yang lurus.

Selama 1 tahun saya di Suriah, dengan apa yang saya lakukan selama ini yang saya berikan kepada Islam itu sangat kecil. Sebagai contoh saya bertemu dengan seorang Ikhwah dari Perancis, beliau ini Sholat Jum'at. Ba'da Jum'at saya tanya dengan bahasa Arab, namun beliau berkata tidak bisa bahasa Arab. Akhirnya saya wawancara dengan bahasa Inggris. Nama beliau Abu Ubaidah, asal Perancis, baru 2 tahun memeluk Islam. Beliau memeluk Islam ketika dipenjara dan setelah kembali ke keluarganya beliau ditolak karena memeluk Islam. Beliau kemudian bekerja dengan gaji 1600 dolar amerika setiap bulan, namun kemudian pecah perang Suriah, akhirnya beliau memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanya dan ikut bergabung dengan para Mujahidin di Suriah. Beliau akan di Suriah hingga menjemput syahid dan ingin orang-orang Syiah menangis sebagaimana saudara-saudara kita menangis.

Saya juga bertemu anak Italia usia 14 tahun, ketemu anak Afrika, ketemu Ikhwan-Ikhwan dari Cechnya. Ketika saya tanya : "sampai kapan kalian berjihad"?, Mereka menjawab : "Insya Allah sampai Syahid". Kemudian saya tanya : "kalau menang bagaimana?", Mereka menjawab : " kami akan teruskan perjuangan ini sampai membebaskan Palestina".

Waktu itu terasa sekali bahwa apa yang saya lakukan itu terasa kecil dihadapan Allah. Jadi saya melihat sosok-sosok yang besar disana dengan segala pengorbanan mereka dan itu mengajari kita semua. Dan kenapa kita harus memiliki saham untuk Suriah, karena janji Allah dan Rosulnya itu di Suriah. Bahkan saya meyakini bahwa salah satu mizan bagi kebangkitan islam itu bagaimana perhatianya kepada isu di bumi Syam yakni Suriah atau Palestina.

Dalam Fahoil Syam, hadits Rosulullah sampai beberapa puluh kali dan bahkan dibuat kitab khusus. Waktu itu saya bertanya-tanya bagaimana negeri Syam diberkahi, padahal selama bertahun-tahun ditindas oleh rezim Nushairiyah, 40 tahun dibodohi mereka. Tapi Allah memang menghendaki masyarakat Syam ini adalah masyarakat yang menjadi salah satu pilar dari kebangkitan umat. Allah tidak menghendaki umat ini dalam kondisi hina terus. Setelah 40 tahun dibodohi, disusupkan dalam hati mereka untuk melawan. Mohon maaf, karena sangat bodohnya mereka, memang bukan bodoh intelektual, mereka bodoh karena dibodohi. Pintar sebenarnya. Pernah suatu ketika saya membuat halaqah Al-Qur'an dengan anak-anak Suriah, mereka membaca Al-Qur'an walaupun harokatnya Dhommah dibacanya Kasroh, tidak tahu main tabrak semua seperti baca Koran, karena memang tidak tau bagaimana membaca Al-Qur'an. Jadi melihat kita dari Indonesi bisa berbicara bahasa Arab kaya kagum, kok bisa bahasa Arab.

Alhamdulillah setelah 40 tahun dijajah dan dibodohi, mereka akhirnya kembali kepada agama, pelan-pelan mereka kembali kepada syariat Allah. Jilbab, menghafal Al-Qur'an semakin marak di Suriah.

Suatu ketika ada pertempuran di Hama, saya dengan dokter masuk ke Hama ada kurban meninggal, kita balik ke markas, kemudian kita Sholat disebuah masjid. Ketika Masghrib, pesawat Rezim Asad datang meraung-raung diatas, saat itu semua lampu dimatikan agar tidak diserang oleh pesawat. Saat itu saya diudara Pesawat mulai membombardir wilayah tersebut. Waktu itu saya melihat ada seorang anak muter-muter digerbang masjid sedang membawa mushaf Al-Qur'an. Bahkan ada yang membuat saya menangis, ketika saya masuk masjid dalam kondisi gelap ada halaqah Al-Qur'an sekitar 12 anak usia SMP, mereka halaqah Al-Qur'an dengan lampu senter. Jadi bom dimana-mana mereka menyetor hafalah Al-Qur'an, saya ingat waktu itu hafalan surat Annisa. Saat itu saya langsung terbayang di Indonesia, kondisi tidak ada perang.

Pemaparan dalam bentuk video bisa dilihat disini:


[Disarikan dari pemaparan relawan medis asal Indonesia untuk Suriah Ustadz Ihsanul Faruqi, yang diunggah dalam bentuk video oleh diakun Facebook Ustadz Anshari Taslim]