Menurut Ayatollah Ali Khamenei, tindakan itu dapat memicu tindak kekerasan oleh penganut Syiah di negara yang mayoritas pemerintah berasal dari kelompok Islam Sunni.
Kecaman itu disampaikan Khamenei dalam sebuah pidatonya di media pemerintah setelah para pemimpin Bahrain mencopot kewarganegaraan pemimpin spiritual Syiah, Ayatollah Isa Qassim.
"Ini adalah sebuah kebodohan terang-terangan dan sebuah kegilaan. Ketika ia masih bisa berbicara dengan orang-orang Bahrain, Sheikh Isa Qassim akan terus menyarankan perlawanan terhadap tindakan radikal dan bersenjata," ujar Khamenei, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (26/6/2016).
"Menyerang Sheikh Isa Qassim berarti sama saja dengan menghapus semua penghalang pemuda Bahrain untuk menyerang rezim pemerintah berkuasa," tambah Khamenei.
Pada 2011, Bahrain berusaha meredam pemberontakan yang dipimpin oleh ulama Syiah yang menuntut reformasi. Semenjak itu, sering kali terjadi pertempuran antara pemuda Syiah dan pasukan keamanan serta terjadi beberapa kali serangan bom.
Terkait hal itu, Pemerintah Bahrain menuduh Iran berada di balik kerusuhan tersebut dengan memprovokasi penganut Syiah dan memberikan dukungan keuangan dan materi. Kendati demikian, Iran tetap menyangkal segala tuduhan yang diklaim oleh Pemerintah Bahrain.
[Sumber: news.okezone.com]