Alasan Ilmiah Mengapa Seseorang Keranjingan Update Status Di Jejaring Sosial

Sekarang masa dimana seseorang lebih nyaman berinteraksi dengan gadget, Mereka bisa melakukan apa saja dengan gadget yang semakin hari semakin canggih. Sosial media pada zaman sekarang mendukung para netizen untuk mensosialkan dirinya dengan salah satu cara dengan sering mengupdate status tentang kegiatan atau perasaan yang mereka rasakan pada saat itu. Apakah keinginan untuk update status itu secara spontan atau merupakan sifat alami manusia yang membanggakan dirinya atau sifat manusia yang ingin diketahui keberadaanya. Berikut penjelasan mengapa seseorang keranjingan update status.

Penjelasan Ilmiah Keranjingan Update Status

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya sekadar menulis status mengabarkan sedang makan dimana dengan siapa kemudian dilampiri foto tidak memberikan manfaat yang jelas. Namun, ada orang-orang yang sangat suka update status, bahkan keranjingan Facebook atau Twitter.

Berdasarkan penelitian terakhir, kecenderungan seseorang menceritakan dirinya sendiri mempengaruhi pelepasan senyawa kimia di otak yang memberikan perasaan menyenangkan. Para ilmuwan dari Harvard University melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui seberapa banyak orang suka membicarakan diri sendiri dan mengapa mereka melakukannya. Para peneliti memindai otak manusia yang sedang menceritakan informasi pribadi tentang dirinya atau ketika menilai kepribadian orang lain. Dalam eksperimen lain, para peneliti menguji apakah orang lebih suka menjawab pertanyaan tentang dirinya sendiri, orang lain, atau fakta yang bersifat netral.

Peserta penelitian mendapat tingkat kompensasi yang berbeda, tergantung pertanyaan yang dipilih. Jika mereka mau menjawab pertanyaan seputar diri sendiri, jumlah uang yang ditawarkan relatif kecil. Jika mereka menjawab pertanyaan tentang orang lain atau objek lain, nilai uang yang diberikan lebih besar.Hasil dari penelitian itu Ternyata para peserta tes tersebut rela melepaskan 17-25% uang yang dapat diterima hanya untuk menjawab pertanyaan tentang diri sendiri.

Kedua studi tersebut menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu manusia mendapatkan dorongan biokimia ketika menceritakan dirinya sendiri. Penelitian itu menemukan bahwa secara rata-rata manusia menghabiskan 40% percakapannya untuk membicarakan diri sendiri.

Dalam studi ini juga ditemukan bahwa orang sangat senang jika mengetahui orang lain mendengarkannya. Lebih dari setengah abad sebelum para peneliti ini mengungkapkan kenyataan itu, Dale Carnegie telah menunjukkan fakta yang sama. Dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, Dale menunjukkan bahwa kebutuhan manusia untuk didengarkan setara dengan kebutuhan pada makanan, kesehatan, tempat tinggal, dan seks.

Nah itulah alasan mengapa seseorang terkadang keranjingan update status di sosial media.

Baca Juga: Mengapa Ketika Lari Sering Kali Kita Merasa Capek?