Hati Kita Menjadi Keras, Ternyata Penyebabnya Adalah Cuma Ini

Penyakit hati senangtiasa hinggap dihati-hati setiap manusia. Hati yang dipenuhi dengan rasa iri, dengki, riya, dan penyakit hati lainnya akan menyebabkan hati menjadi keras, sehingga akan memunculkan prilaku yang tidak baik dan merasa berat untuk menjalankan ibadah.

Sebaliknya, hati yang lunak akan mudah menerima hidayah, mudah menuntut ilmu, serta mudah menerima kelebihan orang lain. Orang yang memiliki hati yang lunak juga akan mudah menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Perilaku dan akhlak yang baik akan terpancar dari seseorang yang memiliki hati yang lunak.

Perkara hati menjadi keras, tentu ada penyebabnya. Oleh karena itu, setiap umat muslim agar selalu menjaga hatinya supaya tidak muncul sifat-sifat sebagaimana yang telah disebutkan tadi. Ada tiga hal penyebab hati kita menjadi keras dan didalam Islam kita dianjurkan untuk sebisa mungkin menghindari ketiga hal tersebut. Apakah tiga hal itu?

Hati Kita Menjadi Keras, Ternyata Penyebabnya Cuma Ini

1. Banyak Tertawa atau Tertawa Tanpa Sebab

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ

"Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati." (HR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no. 4183, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' no. 7435)

Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa dia berkata:

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَجْمِعًا ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ

"Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum." (HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497)

Islam mensyariatkan untuk banyak tersenyum, maka Islam juga melarang untuk banyak tertawa, karena segala sesuatu yang kebanyakan dan melampaui batas akan membuat hati menjadi mati. Karenanya tidaklah kita temui orang yang paling banyak tertawa kecuali dia adalah orang yang paling jauh dari Al-Qur`an.

2. Makan Ketika Belum lapar atau Banyak Makan

Saat seseorang banyak makan, maka orang tersebut sudah mengikuti hawa nafsu perutnya. Selain dapat membuat hati menjadi keras, orang yang banyak makan akan menjadi malas, berat badan tidak ideal dan mudah terserang penyakit. Selain itu, orang yang banyak makan akan sulit untuk berpikir.

Rasulullah SAW bersabda:

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

"Tidak ada wadah paling buruk yang diisi manusia selain perutnya, cukuplah seorang anak Adam makan beberapa suap makanan saja yang dapat mengokohkan tulang punggungnya. Jika memang ia harus mengisi perutnya maka hendaknya ia mem-berikan sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya" (HR. At-Tirmidzi)

3. Bicara Tanpa Keperluan atau Bicara Berlebihan

Bicara berlebihan apalagi jika yang dibicarakan tidak bermanfaat akan mengeraskan hati. Hal ini bisa terjadi karena lidah adalah salah satu perwakilan dari suara hati.

Rasulullah Saw bersabda:

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

"Tidak akan lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya. Dan tidak akan lurus hatinya hingga lurus lisannya" (HR. Ahmad)

Rasulullah pernah menyuruh umatnya untuk berkata baik atau diam. Sebagaimana sabdanya:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

"Barangsiapa yang berimana kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah dia berkata benar atau diam" (HR. Al-Bukhari)

Itulah tiga hal yang dapat membuat hati menjadi keras. Penyebab hati menjadi keras bukan hanya tiga hal di atas. Namun ketiga hal inilah yang paling sering ditemui dalam masyarakat. Wallahu a'lam

[fimadani / al-atsariyyah]

Baca Juga: Benarkah Dosa Anak Di Tanggung Oleh Orang Tua?