Tahukah Anda Perkara Halal Yang Dibenci Oleh Allah?

Adakah seseatu yang halal tapi Allah membencinya? Jawabanya ada, apakah itu? Perceraian. Allah sangat membenci perceraian tapi dihalalkan, sesuai sabda Rasulullah dibawah ini:

Rasulullah SAW bersabda sesuatu yang halal tapi paling dibenci Allah adalah perceraian. Allah SWT membenci perceraian tetapi Dia tidak mengharamkan perceraian bagi hambanya. Semua itu untuk mempermudah mereka. Bahkan ada yang berkata bahwa singgasana raja itu sangat kokoh, terlebih singgasana Allah. Jika terjadi perceraian maka singgasana Allah yang begitu hebatnya itu bergetar. Hal ini bisa menjadi ilustrasi betapa bencinya Allah terhadap perceraian sampai harus menahan amarahnya yang membuat singgasana-Nya bergetar.

Foto: tempo.co

Segala macam konflik dalam rumah tangga memiliki dampak negatif, apalagi jika sampai berujung pada perceraian. Besarnya dampak yang ditimbulkan perceraian membuatnya sangat dibenci Allah. Perceraian akan berakibat pada putusnya silaturrahim, berpengaruh pada kejiwaan pasangan dan anak-anaknya, perebutan harta dan hak asuh anak, menjadi contoh yang buruk bagi anak-anaknya. Perbuatan ini sangat disukai oleh setan, musuh besar manusia. Setan lah yang selalu membisikkan bisikan jahat dalam hati suami istri agar tidak rukun, dan akan terus berupaya sampai terjadi perceraian. Jika perceraian benar terjadi maka setan akan bertepuk tangan gembira, misi berhasil!

Karena begitu besar dampaknya, dampak yang sifatnya merusak  itulah sebabnya Allah membenci perceraian. Allah tidak suka dengan orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi.

Boleh menceraikan isteri asal..

Karena itu para suami yang akan menjatuhkan talak sebaiknya berpikir panjang sebelum menceraikan isterinya. Jika terdapat sebab yang syar'i atau alasan umum yang mengharuskan dia menceraikan isterinya seperti
  1. Isteri kurang komitmen terhadap agama,
  2. Kurang akhlaknya dan susah untuk meluruskannya,
  3. Sengaja melakukan dosa dan membangkang perintah Allah dan suaminya.

Jika terdapat sebab-sebab di atas maka boleh diceraikan dengan cara yang ma'ruf. Itupun masih diberi kesempatan sampai 3 kali untuk kembali rujuk dengan mantan isterinya, talak 1, talak 2 dan talak 3 (dimana dia bisa kembali setelah mantan isterinya kawin dengan orang lain dan bercerai, baru bisa rujuk kembali). Demikian indahnya Islam mengatur, karena Allah paham pada sifat manusia yang penuh kekurangan dan kekhilafan.

Lalu bagaimana dengan rezekinya? Jika Allah memerintahkan menikah untuk melancarkan rezeki, maka apakah perceraian otomatis mengurangi jatah rezeki? Sebelumnya di tangan suami ikut rezeki istri dan anak-anak yang jadi tanggung jawabnya. Selama keluarga berjalan harmonis, terjaga dan dalam koridor Allah, maka rezeki-Nya akan mengucur deras. Begitu rumah tangga bermasalah, rezeki pun otomatis menjauh. Isteri yang tersakiti, suami yang tersakiti, anak-anak yang terkena imbasnya berpengaruh pada kondisi jiwa dan mentalnya. Jiwa yang bahagia akan memancarkan aura yang positif, ibadahnya jadi bagus, syukurnya lancar, semuanya akan menjadi magnet rezeki yang hebat.

Jiwa yang tertekan dan merana akan memancarkan aura negatif, mengurangi kualitas ibadah, mengurangi syukur (orang yang menderita pasti sangat susah untuk bersyukur), semuanya akan menjadi penghalau rezeki. Ditambah lagi ketidaksukaan Sang Maha Pemberi Rezeki terhadap perbuatan tangan kita, dengan lancang memisahkan apa yang telah dipersatukan-Nya, dengan seenaknya melupakan janji saat akad nikah untuk membimbing isteri dan anak-anak di jalan Allah, dengan begitu saja menyerah untuk menyelesaikan tanggung jawab membimbing isteri dan anak-anak di jalan-Nya. Lalu masih beranikah kita memohon limpahan rezeki pada-Nya, jika semua kekacauan adalah akibat perbuatan tangan kita sendiri?

Wahai para suami, sekali lagi perceraian adalah jalan terakhir. Ingatlah pernikahan bukan hanya pemenuhan kebutuhan jasmani melainkan ibadah. Jika pun harus terjadi perceraian, jagalah silaturahim dengan mantan isteri dan bertanggung jawablah terhadap masa depan anak-anakmu. Di hari akhirat kelak engkau akan ditanya tentang itu.

Baca Juga: