Bahkan ketika iqomat sholat berjamaah hendak dilaksanakan, dia akan berusaha untuk berada di shaf pertama.
Tidak sampai disitu saja, biasanya sehabis sholat magrib dia memaksakan dirinya untuk menaiki tangga Masjid dengan kesulitan agar sampai ke lantai 2.
Ada apa dilantai 2? Ada halaqah majilis hafalan Al-Quran. Dia ikut halaqah tahfidz padahal dia adalah orang yang lumpuh. Dia berbicara dengan kesulitan, akan tetapi dia menekan cacatnya agar dapat mengucapkan Al-Quran dengan suaranya, walaupun hal itu sangat melelahkan.
Selepas sholat isya, ketika hendak mau pulang, terkadang dia meminta bantuan seseorang diluar masjid yang sudah sholat untuk mengantarnya untuk sampai kerumahnya, mengingat kondisi jalan yang sangat gelap. Dan untuk menerangi jalannya, harus menggunakan senter.
Mengapa dia mau susah-susah untuk melakukan itu? Karena Dia cinta apa yang Allah Cintai. Itu rumah Allah, maka aku cinta rumah Allah. Siksaku yang ku hadapi di jalan-Mu terasa nyaman. Dan aku jauh namun dijalan-Mu, maka akan terasa dekat. Engkau bagiku laksana Ruuh, bahkan aku lebih mencintai-Mu darinya. Cukuplah bagiku apa yang engkau cintai maka aku juga cinta.
Kisahnya telah direkam dan diunggah oleh Muhammad Abdurrahman Al Amiry melalui akun youtube miliknya.
Mari simak videonya berikut ini...
Baca Juga: Kakek Ini Buta, Meski Demikian Dia Masih Tetap Sholat Berjamaah Di Masjid