Gilad Shalit
"Mereka tak pernah buruk dalam memperlakukan saya. Mereka memperkenankan saya melihat matahari dan menghirup udara segar. Karena itu tidak mungkin bagi saya untuk mengangkat senjata lagi terhadap orang-orang Palestina," ujar Gilad, sebagaimana dilansir Falastin al-Youm (Palestine Today), Kamis (11/2/2016).
Saat ditanya dimana dia ditempatkan selama menjadi tawanan sebelum akhirnya dibebaskan pada tahun 2011, Gilat menjawab: "Saya hanya tahu bahwa saya berada di atas planet bumi. Saya bahkan tak pernah mendengar satupun nama anggota al-Qassam disebut. Mereka satu sama lain memanggil dengan nama-nama sandi 'Hamas 1', 'Hamas 2', dan seterusnya. Mereka juga mengenakan penutup muka, dan dalam banyak kesempatan mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan kode. Mereka memperkenankan saya membaca koran dan mendengarkan radio. Mereka juga memberi saya makanan-makanan yang enak."
Saat ini Gilad justru mengaku rindu kepada para anggota Hamas yang menjaganya siang malam selama dalam tahanan.
"Saya rindu kepada beberapa orang yang menjaga saya. Selama ditawan itu saya banyak belajar tentang Islam dan membaca banyak buku. Tenaga medis yang mengenakan seragam militer Hamas rutin memeriksa kesehatan saya, dan saya sudah berjanji kepada mereka untuk tidak lagi mengangkat senjata terhadap orang-orang Palestina," kenangnya.
Di bagian akhir dia berkisah, "Dua hari setelah saya tertawan mereka mengatakan bahwa apapun yang terjadi mereka tidak mungkin membunuh tawanan. Mereka mengemas dan menjaga seragam militerku, tapi sejak itu saya sudah tidak mau lagi mengenakannya. Mereka tidak pernah menyiksa saya."
Gilad Shalit ditawan Hamas sejak 25 Juni 2006. Dia ditangkap di dekat garis perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel. Setelah lima tahun ditawan dia akhirnya dibebaskan pada 18 Oktober 2011 sesuai perjanjian pertukaran tawanan Palestina-Israel. Dalam perjanjian itu Israel harus menelan pil pahit karena satu orang Gilad Shalit harus ditukar dengan 1027 tawanan Palestina.
Menariknya lagi, setelah enam hari Gilad berstatus tawanan, pejabat Hamas urusan internasional, Ghazi Hamad, bertatap muka langsung dengan kedua orang tua Gilad dan memastikan kepada keduanya bahwa Gilad diperlakukan Hamas sesuai keramahan hukum dan syariat Islam terhadap tawanan, termasuk memberikan makanan yang layak dan menjaga kesehatan tawanan. (islamedia)