"Gara-gara kutipan itu, seolah-olah saya berkata, orang yang rajin ibadah, pikirannya korslet," ujar Cellica, Kamis, 17 Maret 2016. "Padahal kata korslet itu, ditujukan untuk pelaku teror," katanya. (Baca: Bupati Karawang: Teroris Ibadahnya Lebih Rajin Dari Kita, Sehingga Pemikirannya Jadi Korslet)
Sebagaimana yang pernah dikutip oleh harian media online Tempo.co, Cellica dikutip menyatakan, pemahaman radikal telah menyebar di sebagian masyarakat Karawang, sehingga harus diluruskan. "Teroris itu punya pemahaman lebih, bahkan ibadahnya yang lebih rajin dari kita-kita, sehingga pemikirannya jadi korslet," ujar Cellica.
Cellica mengatakan, akibat pemberitaan itu, dia ditakut-takuti oleh pihak-pihak tertentu. "Berita itu dipolitisir sama orang. Saya bilang sama dia, silahkan saja, saya tidak takut. Seharusnya Tempo yang minta maaf sama saya," ucap dia.
Akibat kehebohan berita itu, Cellica akan mengklarifikasi hal tersebut lewat kepala bagian humas Pemerintah Kabupaten Karawang. "Untuk meluruskan, bahwa maksud perkataan saya itu tidak menuding orang yang rajin beribadah dan ulama sebagai teroris," kata dia.
Ia menyayangkan media-media yang memelintir pidatonya. Setelah berita itu menjadi viral di media sosial. Cellica mengaku di-bully nietzen.
"Saya dikirim link dari dakwahmedia.net. Judulnya Bupati Karawang Cellica: Teroris ibadahnya lebih Rajin sehingga pemikirannya Korslet. Kutipan itu kan tidak utuh," ucap dia. [tmp]