Melalui jejaring sosial Facebook, dia mengunggah perkembangan kesehatannya, berbagi cerita dengan harapan orang orang-orang yang ada di sekitarnya untuk tidak khawatir dan takut.
Walter sudah bertemu dengan Raja Belgia, Ratu, dan pejabat tinggi di sana menyusul musibah yang menimpanya. Namun, yang paling berkesan adalah pertemuannya dengan seorang teknisi bandara.
Teknisi bandara itu bernama Hassan Elouafi. Saat ledakan terjadi, Hassan harus berjalan melangkahi banyak mayat demi membantu Walter. Dia pula yang memberikan telepon untuk Walter agar dia bisa memberi kabar kepada ibunya, bahwa dia selamat.
Di saat banyak orang merusak nama Islam dengan aksi terorisme. Walter merasa kisahnya bersama Hassan harus dibagikan dan membawa kesejukan.
"Hassan menangis di pelukan saya, dan bilang, 'saya bahagia melihat kamu hidup'," kata Walter seperti dikutip Kantor Berita AP.
Hassan adalah warga Muslim Belgia, ayah dari empat anak, yang bekerja sebagai teknisi di Bandara Brussels.
"Orang ini bukan teroris," kata Walter yang adalah keturunan Yahudi di lini masa Facebooknya.
"Dia bertingkah sebagaimana manusia normal. Dia adalah orang dengan integritas dan kehormatan. Saya akan menanam pohon di Israel untuk dia, istri dan anak-anaknya," kata Walter.
Melalui semua peristiwa ini, Walter yang kehilangan salah satu kakinya akibat aksi teror tersebut, mengaku terus berjuang untuk pulih, baik secara fisik maupun mental.
Dia pun mengaku ingin mengumandangkan sikap bahwa membenci Islam bukanlah jawaban.
"Saya tak hanya membela Islam, saya meyakini bahwa 99,99 persen warga Muslim adalah orang baik, dan orang-orang yang luar biasa, sama seperti anda dan saya. Mereka bukan teroris," cetusnya. [kmp]