Sebelum insiden tersebut, Sri baru saja dijemput suaminya. Dia bekerja sebagai penjaga sebuah toko swalayan daerah Tanjung Sari. Seperti biasa, pukul 20.30 mereka melaju dari daerah Tanjung Sari menuju Sido Rukun Dupak.
Saat lewat di Jalan Tanjung Sari, motor berjalan di belakang tiga truk trailer yang melaju pelan dan beriringan. Nawardi berhasil menyalip trailer paling belakang yang memuat dua kontainer. Kecepatannya saat itu 40 kilometer per jam.
Karena jalan cukup lengang, Nawardi berusaha menyalip truk kedua. Truk lebih kecil karena hanya memuat satu kontainer. Nah, saat posisi motor sejajar dengan truk, Nawardi kaget lantaran ada sepeda motor penjual sayur yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan. Motor tersebut tidak dilengkapi dengan lampu. Dua motor berusaha saling menghindar.
"Tidak sampai nabrak, bisa sama-sama menghindar," ujar Nawardi saat ditemui di rumah duka kemarin (1/10).
Bisa menghindar dari tabrakan dengan motor penjual sayur, Nawardi merasa ada yang janggal. Boncengannya terasa lebih ringan. Pria 49 tahun itu kaget saat menengok dari kaca spion motor Suzuki Shogun miliknya. Tubuh Sri Wahyuni sudah tertelungkup di aspal. Selanjutnya, tubuh istrinya terlindas roda belakang truk trailer yang baru saja disalipnya.
Seketika, Nawardi menghentikan motornya di tengah jalan. Dia tidak peduli dengan bahaya yang bisa mengancamnya saat itu. Dia berlari ke arah tubuh istrinya. Nawardi langsung menangis saat mengetahui Sri sudah tidak bernyawa.
Tubuh pria asli Tandes tersebut langsung lemas. Lututnya menyentuh tanah. Dia memegang tangan istrinya, lantas menciuminya. Kehangatan pelukan yang baru saja dirasakan saat berboncengan masih terasa.
Warga lantas berkerumun. Beberapa petugas keamanan menawarkan diri untuk mengangkat tubuh istrinya. Nawardi terdiam. "Saya hanya ingat mengeluarkan handphone dan telepon saudara untuk minta bantuan," kenang Nawardi.
Nawardi terus menggenggam tangan istrinya. "Saya berharap keajaiban biar ibu (istri, Red) hidup lagi," ucapnya. Saat ambulans datang, Nawardi belum percaya sepenuhnya bahwa Sri sudah meninggal. Dia tidak percaya perempuan humoris yang selalu bisa membuatnya tersenyum itu tewas mengenaskan.
Jenazah Sri dilarikan ke RSUD dr Soetomo untuk diotopsi. Kini jenazahnya sudah dikebumikan di TPU Asemjajar. Sri meninggalkan satu anak yang duduk di bangku SMK. "Pesan terakhirnya, ibu ingin anaknya bisa berkuliah. Sebisanya amanat itu akan saya laksanakan," kata Nawardi.
Sementara itu, Kanitlaka Polrestabes Surabaya AKP Enny Prihatin Rustam mengatakan, peristiwa yang terjadi di Jalan Tanjung Sari tersebut murni kecelakaan tunggal. Hal itu berdasar pada kronologi yang diceritakan Nawardi.
Namun, dia tetap memerintah anak buahnya untuk melakukan penyelidikan. Sebab, berdasar keterangan beberapa saksi, motor penjual sayur yang hampir bertabrakan dengan korban diduga tidak menyalakan lampu depan saat malam. ''Masih diselidiki. Semua barang bukti masih kami kumpulkan,'' jelas mantan Kanitlantas Mulyorejo itu. [jawapos.com]